Kamis, 20 Maret 2014

Tak Pernah Mendapatkan Bantuan Nelayan di Tapak Kuda Buat Sampan dari Pipa Paralon

 

Tanjung Pura,Tumpas
Nelayan di Desa Tapak Kuda Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, memanfaatkan pipa parolon bekas maupun baru untuk di jadikan sampan tradisionil, agar mereka bisa melaut dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, di keluarganya.
Bahtiar (52) warga Dusun II Desa Tapak Kuda Kecamatan Tanjung Pura, merupakan pencipta sampan dari bahan baku pipa paralon. Selain bahan pipa paralon yang di jadikan perut sampan, dirinya juga menggunakan papan seadanya, untuk membuat dinding sampan agar sampan tersebut terbentuk tinggi dan lebar.
"Sudah banyak masyarakat nelayan di Desa Tapak Kuda ini menempahkan sampan berbahan pipa paralon kepada saya,"beber Bahtiar.
Dikatakan Bahtiar, selain harganya murah, bahan bakunya juga gampang di dapat. Namun hanya saja kwalitas dan kekuatannya sampan itu tidak standar, dari sampan yang berbahan papan semuanya, tutur Bahtiar.
"Untuk satu sampankatanya, para nelayan hanya mengabiskan dana sebesar Rp1.100. 000 per sampannya,"ucap Bahtiar.
Dia juga mengtakan, sampan berbahan pipa paralon itu berukuran panjang 3,5 meter, dan  modal bahannyan, cuma mengabiskan modal dana sebesar Rp600.000/sampan,- serta biaya upah sampan tersebut sebesar Rp500.000, dan total pengeluaran nelayan paling banyak sebesar Rp1.100.000,- ucap Bahtiar.
Dalam satu sampan kata Bahtiar, dirinya di bantu satu orang pekerja, dan bisa menyelesaikan satu sampan dalam 3 hari saja.
"Bahan dasar pertama di butuhkan pipa paralon 8 inci, kemudian papan tebal untuk buat gading-gading,  serta papan biasa untuk kebutuhan dinding sampan dan lantai sampan,"kata Bahtiar, sembari mengatakan jona penangkapan kepeting menggunakan bahan baku pipa paralon itu hanya di daerah pinggiran saja. Itupun harus hati-hati, sebab, jika ada dungkul/tunggak kayu, dan menghantam keperut sampan, dipastikan, maka sampan itu akan bocor,tutur Bahtiar.
"Ya, masyarakat nelayan pencari kepting sebenarnya menanti adanya bantuan sampan bermesin yang layak di pakai, namun apa boleh buat, mereka tidak pernah mendapatkan bantuan sampan itu,"beber Bahtiar.
Burhan (62) warga Desa Tapak Kuda kepada wartawan, Rabu (12/3) mengatakan, sudah puluhan tahun dirinya sebagai nelayan pembubu kepting, namun tidak pernah mendapatkan perhatian dari Pemerintah Langkat, terutama dari Dinas Perikanan Langkat, mengenai ke inginannya yang ingin mendapatkan bantuan sampan kecil bermesin yang layak pakai tersebut.
Hal serupa juga di Katakan Zulkarnain, menurutnya, seandainya ada perhatian dari Pemerintah Langkat soal bantuan sampan itu, kemungkinan produksi penangkapan kepiting yang ditangkap nelayan, akan lebih banyak lagi didapat dalam setiap harinya.
Sehingga akan terciptapula, akan peningkatan ekonomi di keluarga nelayan itu, sebab dengan bantuan sampan itu, maka para nelayan akan bisa melakukan penangkapan kepiting di jona agak tengah lautan, dari yang belumnya menangkap di pinggiran paluh/anak muara sungai saja, beber Zulkarnain. (Danu)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar